Secara teknis kebutuhan nutrisi ternak ruminansia berpotensi biologis untuk dapat memanfaatkan hijauan sebagai sumber bahan pakan utamanya (Parakkasi, 1999). Hijauan relatif lebih mudah ditanam sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya.
Masih menurut Parakkasi, sistem pemeliharaan intensif ternak ruminansia yang sering disinonimkan sebagai usaha peternakan dengan penggunaan ransum tinggi akan penguat (konsentrat), sesungguhnya memiliki keuntungan lain yaitu dapat memanfaatkan bahan makanan hasil ikutan dari berbagai industri.
Semakin intensif sistem pemeliharaan pada ternak ini, maka faktor nutrisi harus semakin kritis untuk diperhatikan. Dikatakan demikian karena biaya pakan merupakan bagian terbesar dari total biaya produksi, yang jika tidak dikelola dengan benar dapat menghambat upaya meningkatkan efisiensi bruto. Dalam keadaan demikian, maka nutrisi yang cukup merupakan hal yang esensial.
Seperti halnya pada ternak unggas dan ternak monogastrik maka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia adalah :
- Energi
- Karbohidrat
- Lemak
- Protein
- Mineral
- Vitamin
- Air
Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Di bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya antara lain adalah karbohidrat yang digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ), protein yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yaitu sebuah gugus karboksil serta sebuah atom hidrogen dan terbagi menjadi dua asam amino essensial dan non essensial. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar. Vitamin, merupakan molekul organik yang diperlukan makanan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang yang sangat besar. Mineral, nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil.
2.2 Nutrisi Esensial
Nutrisi esensial adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup yang tidak dapat diproduksi sendiri, oleh karena itu harus didapatkan dari makanannya sendiri. Nutrisi Esensial terdiri dari :
- Asam Amino Esensial yang berguna untuk mensintesa protein
- Asam Lemak Esensial yang berguna untuk mensintesa lemak
- Mono, Oligo, & Poly Sacharrides, berguna untuk mensintesa karbohidrat
- Mineral-mineral
- Vitamin – vitamin
- Kebutuhan Nutrisi Bagi Sapi Perah
Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah tergantung kebutuhan untuk hidup pokok ditambah jumlah zat – zat makanan yang terdapat dalam air susu yang disekresikan, yang terkandung dari jumlah air susu dan komposisi zat – zatnya. Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2 bagian. Pertama, kebutuhan hidup pokok (maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk memelihara keutuhan organ dan fungsi tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan bobot hidup dan perawatan tubuhnya. Kedua, yaitu kebutuhan produksi (pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi).
Kebutuhan akan Hijauan
Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidup, sedangkan makanan penguat misalnya konsentrat hanya diberikan 1 % saja dari berat hidup.
Kebutuhan akan Bahan Kering (BK)
Dalam memberi makan, kita perlu mempunyai perkiraan berapa jumlah makanan yang layak diberikan kepada ternak. Pemberian makanan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak jelas akan merugikan. Jumlah pemberian ransum (hijauan + konsentrat) dapat diperkirakan dari kebutuhan akan bahan kering (BK).
Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat (hidrat dari karbon atau hidrat arang) atau biasa disebut juga sebagai sakarida (dari bahasa Yunani yang berarti “gula”) adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh ternak sapi. 1 gram karbohidrat akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi.
Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.
- Karbohidrat sederhana;
Yang termasuk Karbohidrat sederhana antara lain adalah :
- Monosakarida; yaitu jenis karbohidrat yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contohnya adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, dan sayuran.
Fruktosa, dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Fruktosa banyak terdapat dalam madu (bersama dengan glukosa), dan juga pada berbagai macam buah-buahan.
Galaktosa, adalah karbohidrat dari hasil proses pencernaan laktosa,oleh sebab itu tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.
- Disakarida, terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contohnya adalah :
Sukrosa yang terbentuk dari gabungan molekul glukosa. dan fruktosa. Contoh makanan yang banyak mengandung Sukrosa adalah gula pasir.
Laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa. Contoh makanan yang mengandung laktosa adalah susu sapi, dengan konsentrasi laktosa rata-rata 6.8 gr / 100 ml susu.
B.Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks terbentuk dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Contohnya adalah :
Pati. Ini adalah jenis karbohidrat kompleks yang paling banyak dikonsumsi. Pati adalah simpanan energi yang ada di dalam sel-sel tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Bahan pakan yang banyak mengandung Pati antara lain : gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Di dalam pakan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabangcabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini bervariasi tergantung kepada jenis pakannya. Namun semakin tinggiamilopektin, makan pakan akan semakin mudah dicerna.
Glikogen,adalah bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan dari karbohidrat’ Glikogen merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan untuk melakukan aktifitas. Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Namun kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau setara dengan energi sebesar 1.200- 2.000 kkal. Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energy di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh laying membutuhkannya.Berbeda dengan glikogen hati dapat dikeluarkan apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Glikogen yang terdapat di dalam hati dapat dikonversi melalui proses glycogenolysis menjadi glukosa dan kemudian dapat dibawa oleh aliran darah menuju bagian tubuh yang membutuhkan seperti otak, sistem saraf, jantung, otot dan organ tubuh lainnya.
Selulosa, adalah dinding sel dari tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari kombinasi molekul glukosa. Zat ini masih dapat dicerna oleh ternak sapi dengan bantuan jasad renik. Dibandingkan dengan pati dan gula,selulosa merupakan zat pakan yang bernilai rendah sebab tidak bisa dicerna dengan sempurna dan butuh banyak energy dalam proses pencernaannya.
Serat (Fiber), adalah karbohidrat yang tidak dapat larut. Bahan ini hanya berfungsi sebagai pengenyang yang bisa merangsang proses pencernaan agar bisa berlangsung lebih baik. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari reaksi antara air dengan karbondioksida melalui proses fotosintesis. Sedangkan pada tubuh hewan seperti ternak sapi, karbohidrat dibentuk melalui pakan hijauan dan biji-bijian yang dimakan
Kebutuhan akan Protein
Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usia. Pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.`Keperluan berproduksi, misalnya bagi`sapi`dewasa.`Diubah`menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.`Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup mengandung protein.
Sumber protein:
Hijauan dari jenis leguminosa: centrosema pubescens, daun turi, lamtoro dan lain-lain. Makanan tambahan, berupa makanan penguat: bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein yang berasal dari hewan lebih baik, sebab mengandung asam amino essensial dan gizi yang lebih tinggi. Bahan makanan yang memiliki kadar protein yang tinggi mutunya ialah yang paling mendekati susunan protein tubuh. Protein yang berasal dari hewan dapat diproses menjadi protein jaringan tubuh kembali dengan risiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, apalagi jerami dan sebagainya.
Bagi ternak ruminansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam makanannya, sebab di dalam rumen dan usus yang panjang telah banyak terjadi pengolahan oleh jasad renik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk membangun kembali protein yang telah usang dan terurai, maka protein dengan asam-asam aminonya harus di tingkatkan pula. Oleh karena itu jika sapi terpaksa hanya diberi makanan dari jerami, khususnya sapi penggemukan, maka untuk menutup kekurangan unsur-unsur yang tidak terdapat di dalam jerami tersebut harus diberi pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Sebab jerami terlalu banyak mengandung serat kasar yang sulit dicerna, sedangkan unsur-unsur protein, lemak dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.
Kebutuhan akan Mineral
Kebutuhan mineral untuk laktasi termasuk NaCl, Ca, dan P. Kebanyakan mineral terdapat cukup jumlahnya dalam makanan yang berasal dari alam, sehingga hanya garam, kapur dan fosfor yang diberikan dalam pemberian makanan secara langsung. Air susu yang mengandung 4% lemak juga mengandung kira-kira 1.23 g kalsium dan kira-kira1,0 g fosfor tiap liter sehingga sapi yang menghasilkan 40 kg air susu tiap hari akan mengeluarkan49.2 g kalsium dan 40 g fosfor tiap hari. Seekor sapi mungkin ada dalam keadaan imbangan Ca negatif pada sebagian besar masa laktasinya. Namun, bila disediakan Ca makanan cukup, sapi mungkin kembali ke dalam imbangan positif pada masa akhir laktasi dan mungkin mampu mengganti cadangan yang hilang dalam tulang.
Tabel 6 : Kebutuhan akan mineral – mineral esensial lain dibicarakan dalam penerbitan-penerbitan standar makanan, beberapa diantaranya sebagai berikut :
Mineral Bagian dalam bahan kering |
Natrium Na 0,18%
NaCl NaCl 0,45% Kalium K 0,50% sampai 0,80% Magnesium Mg 0,20% Yodium Y 1,2mg/kg Kobalt Co 0,10 mg/kg Tembaga Cu 10,0 mg/kg Besi Fe 30,0 mg/kg Mangan Mn 20 mg/kg Seng Zn 40 mg/kg Belerang S 0,20% Selenium Se 0,1 mg/kg |
Kebutuhan akan Vitamin
Kebutuhan akan vitamin bagi sapi laktasi tidak spesifik untuk proses laktasinya, tetapi vitamin adalah bagian dari air susu dan memegang peranan umum dalam fungsi fisiologik jalannya metabolisme hewan untuk menghasilkan air susu. Hasil dari banyak percobaan menunjukan bahwa apabila kebutuhan akan vitamin untuk hidup pokok, reproduksi dan pertumbuhan badan telah terpenuhi, maka tidak diperlukan tambahan vitamin lagi kecuali untuk mengganti vitamin yang hilang melalui sekresi air susu dan juga yang hilang dalam proses metabolisme. Vitamin B-kompleks tidak menimbulkan persoalan dalam pemberian makanan pada ternak ruminansia karena sistese mikrobial dalam rumen dapat menyediakan vitamin yang cukup. Standar pemberian makanan untuk sapi mencamtumkan kebutuhan akan vitamin A dan D, dan ini didasarkan dari hasil percobaan dasar mengenai kebutuhan akan vitamin yang kemudian dicantumkanlah daftar kebutuhannya guna keamanan status gizi tinggi ternak. Dalam hijauan segar banyak terdapat zat karotinoid, terutama beta-karotin yang merupakan provitamin A yang aktif. Dalam tubuh, beta-karotin tersebut dapat diubah menjadi vitamin A aktif.