KEBUTUHAN NUTRISI TERNAK RUMINANSIA


Secara teknis kebutuhan nutrisi ternak ruminansia berpotensi biologis untuk dapat memanfaatkan hijauan sebagai sumber bahan pakan utamanya (Parakkasi, 1999). Hijauan relatif lebih mudah ditanam sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya.

Masih menurut Parakkasi, sistem pemeliharaan intensif ternak ruminansia yang sering disinonimkan sebagai usaha peternakan dengan penggunaan ransum tinggi akan penguat (konsentrat), sesungguhnya memiliki keuntungan lain yaitu dapat memanfaatkan bahan makanan hasil ikutan dari berbagai industri.

Semakin intensif sistem pemeliharaan pada ternak ini, maka faktor nutrisi harus semakin kritis untuk diperhatikan. Dikatakan demikian karena biaya pakan merupakan bagian terbesar dari total biaya produksi, yang jika tidak dikelola dengan benar dapat menghambat upaya meningkatkan efisiensi bruto. Dalam keadaan demikian, maka nutrisi yang cukup merupakan hal yang esensial.

Seperti halnya pada ternak unggas dan ternak monogastrik maka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia adalah :

  • Energi
  • Karbohidrat
  • Lemak
  • Protein
  • Mineral
  • Vitamin
  • Air

Nutrisi

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Di bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya antara lain adalah karbohidrat yang digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ), protein yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yaitu sebuah gugus karboksil serta sebuah atom hidrogen dan terbagi menjadi dua asam amino essensial dan non essensial. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar. Vitamin, merupakan molekul organik yang diperlukan makanan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang yang sangat besar. Mineral, nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil.

2.2 Nutrisi Esensial

Nutrisi esensial adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup yang tidak dapat diproduksi sendiri, oleh karena itu harus didapatkan dari makanannya sendiri. Nutrisi Esensial terdiri dari :

  • Asam Amino Esensial yang berguna untuk mensintesa protein
  • Asam Lemak Esensial yang berguna untuk mensintesa lemak
  • Mono, Oligo, & Poly Sacharrides, berguna untuk mensintesa karbohidrat
  • Mineral-mineral
  • Vitamin – vitamin
  • Kebutuhan Nutrisi Bagi Sapi Perah

Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah tergantung kebutuhan untuk hidup pokok ditambah jumlah zat – zat makanan yang terdapat dalam air susu yang disekresikan, yang terkandung dari jumlah air susu dan komposisi zat – zatnya. Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2 bagian. Pertama, kebutuhan hidup pokok (maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk memelihara keutuhan organ dan fungsi tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan bobot hidup dan perawatan tubuhnya. Kedua, yaitu kebutuhan produksi (pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi).

Kebutuhan akan Hijauan

Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidup, sedangkan makanan penguat misalnya konsentrat hanya diberikan 1 % saja dari berat hidup.

Kebutuhan akan Bahan Kering (BK)

Dalam memberi makan, kita perlu mempunyai perkiraan berapa jumlah makanan yang layak diberikan kepada ternak. Pemberian makanan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak jelas akan merugikan. Jumlah pemberian ransum (hijauan + konsentrat) dapat diperkirakan dari kebutuhan akan bahan kering (BK).

Kebutuhan Karbohidrat

Karbohidrat (hidrat dari karbon atau     hidrat arang) atau   biasa disebut juga sebagai sakarida (dari   bahasa  Yunani   yang berarti “gula”) adalah senyawa yang   terbentuk   dari   molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi   utama   karbohidrat adalah   penghasil   energi   di dalam   tubuh   ternak   sapi.     1 gram   karbohidrat   akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal   dan   energi   hasil   proses oksidasi   (pembakaran) karbohidrat   ini   kemudian   akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi.

Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.

  1. Karbohidrat sederhana;

Yang termasuk Karbohidrat sederhana antara lain adalah :

  1. Monosakarida; yaitu jenis karbohidrat yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contohnya adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, dan sayuran.

Fruktosa, dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa   yang   paling   manis.   Fruktosa   banyak   terdapat   dalam   madu (bersama   dengan   glukosa),   dan   juga   pada   berbagai   macam buah-buahan.

Galaktosa,   adalah     karbohidrat   dari   hasil   proses   pencernaan laktosa,oleh   sebab   itu     tidak   terdapat   di   alam   secara   bebas.   Selain sebagai molekul   tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.

  1. Disakarida, terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contohnya adalah :

Sukrosa yang terbentuk dari gabungan molekul glukosa. dan fruktosa. Contoh makanan yang banyak mengandung Sukrosa adalah gula pasir.

Laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa. Contoh makanan yang mengandung laktosa adalah susu sapi, dengan konsentrasi laktosa rata-rata 6.8 gr / 100 ml susu.

B.Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks terbentuk dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Contohnya adalah :

Pati.   Ini   adalah   jenis   karbohidrat   kompleks   yang   paling   banyak dikonsumsi.   Pati adalah   simpanan   energi yang   ada   di dalam sel-sel tumbuhan,   berbentuk   butiran-butiran   kecil   mikroskopik   dengan berdiameter   berkisar   antara   5-50   nm.   Bahan   pakan   yang   banyak mengandung   Pati   antara   lain   :   gandum,   jagung,   biji-bijian   seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai   jenis   umbi-umbian   seperti   singkong,   kentang   atau   ubi.   Di dalam pakan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan   polimer   glukosa   rantai   panjang   yang   tidak   bercabang sedangkan   amilopektin   merupakan   polimer glukosa dengan   susunan yang bercabangcabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini bervariasi tergantung kepada jenis pakannya. Namun semakin tinggiamilopektin, makan pakan akan semakin mudah dicerna.

Glikogen,adalah bentuk simpanan energi di dalam tubuh yang dapat dihasilkan   dari   karbohidrat’   Glikogen   merupakan   salah   satu   sumber energi   utama   yang   digunakan   untuk   melakukan   aktifitas.   Di   dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Namun kapasitas penyimpanan   glikogen   di   dalam   tubuh   sangat   terbatas   yaitu   hanya sekitar 350-500 gram atau setara dengan energi sebesar 1.200- 2.000 kkal. Sekitar 67% dari simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di   dalam   otot,   glikogen   merupakan   simpanan   energi   utama   yang mampu   membentuk hampir 2% dari total massa otot. Glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energy di dalam otot tersebut dan   tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah   dalam   bentuk   glukosa   apabila   terdapat   bagian   tubuh   laying membutuhkannya.Berbeda   dengan   glikogen   hati   dapat   dikeluarkan apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Glikogen yang terdapat di dalam hati dapat dikonversi melalui proses glycogenolysis menjadi glukosa dan kemudian dapat dibawa oleh aliran darah menuju bagian tubuh yang membutuhkan seperti otak, sistem saraf, jantung, otot dan organ tubuh lainnya.

Selulosa, adalah dinding sel dari tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari kombinasi molekul glukosa. Zat ini masih dapat dicerna oleh ternak sapi dengan   bantuan   jasad   renik.   Dibandingkan   dengan   pati   dan gula,selulosa merupakan zat pakan yang bernilai rendah sebab tidak bisa dicerna dengan sempurna dan butuh banyak energy dalam proses pencernaannya.

Serat (Fiber),   adalah   karbohidrat   yang   tidak   dapat   larut.   Bahan   ini hanya berfungsi sebagai pengenyang yang bisa merangsang   proses pencernaan agar bisa berlangsung lebih baik. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari reaksi antara air dengan karbondioksida melalui proses fotosintesis. Sedangkan pada tubuh hewan seperti   ternak   sapi,   karbohidrat   dibentuk   melalui   pakan   hijauan   dan biji-bijian yang dimakan

Kebutuhan akan Protein

Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usia. Pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.`Keperluan berproduksi, misalnya bagi`sapi`dewasa.`Diubah`menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.`Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup mengandung protein.

Sumber protein:

Hijauan dari jenis leguminosa: centrosema pubescens, daun turi, lamtoro dan lain-lain. Makanan tambahan, berupa makanan penguat: bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein yang berasal dari hewan lebih baik, sebab mengandung asam amino essensial dan gizi yang lebih tinggi. Bahan makanan yang memiliki kadar protein yang tinggi mutunya ialah yang paling mendekati susunan protein tubuh. Protein yang berasal dari hewan dapat diproses menjadi protein jaringan tubuh kembali dengan risiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, apalagi jerami dan sebagainya.

Bagi ternak ruminansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam makanannya, sebab di dalam rumen dan usus yang panjang telah banyak terjadi pengolahan oleh jasad renik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk membangun kembali protein yang telah usang dan terurai, maka protein dengan asam-asam aminonya harus di tingkatkan pula. Oleh karena itu jika sapi terpaksa hanya diberi makanan dari jerami, khususnya sapi penggemukan, maka untuk menutup kekurangan unsur-unsur yang tidak terdapat di dalam jerami tersebut harus diberi pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Sebab jerami terlalu banyak mengandung serat kasar yang sulit dicerna, sedangkan unsur-unsur protein, lemak dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.

Kebutuhan akan Mineral

Kebutuhan mineral untuk laktasi termasuk NaCl, Ca, dan P. Kebanyakan mineral terdapat cukup jumlahnya dalam makanan yang berasal dari alam, sehingga hanya garam, kapur dan fosfor yang diberikan dalam pemberian makanan secara langsung. Air susu yang mengandung 4% lemak juga mengandung kira-kira 1.23 g kalsium dan kira-kira1,0 g fosfor tiap liter sehingga sapi yang menghasilkan 40 kg air susu tiap hari akan mengeluarkan49.2 g kalsium dan 40 g fosfor tiap hari. Seekor sapi mungkin ada dalam keadaan imbangan Ca negatif pada sebagian besar masa laktasinya. Namun, bila disediakan Ca makanan cukup, sapi mungkin kembali ke dalam imbangan positif pada masa akhir laktasi dan mungkin mampu mengganti cadangan yang hilang dalam tulang.

Tabel 6 : Kebutuhan akan mineral – mineral esensial lain dibicarakan dalam penerbitan-penerbitan standar makanan, beberapa diantaranya sebagai berikut :

Mineral                                                                       Bagian dalam bahan kering
Natrium             Na                                                      0,18%

NaCl                   NaCl                                                     0,45%

Kalium               K                                                           0,50% sampai 0,80%

Magnesium       Mg                                                    0,20%

Yodium             Y                                                           1,2mg/kg

Kobalt               Co                                                         0,10 mg/kg

Tembaga           Cu                                                      10,0 mg/kg

Besi                   Fe                                                         30,0 mg/kg

Mangan             Mn                                                       20 mg/kg

Seng                   Zn                                                      40 mg/kg

Belerang             S                                                           0,20%

Selenium           Se                                                         0,1 mg/kg

Kebutuhan akan Vitamin

Kebutuhan akan vitamin bagi sapi laktasi tidak spesifik untuk proses laktasinya, tetapi vitamin adalah bagian dari air susu dan memegang peranan umum dalam fungsi fisiologik jalannya metabolisme hewan untuk menghasilkan air susu. Hasil dari banyak percobaan menunjukan bahwa apabila kebutuhan akan vitamin untuk hidup pokok, reproduksi dan pertumbuhan badan telah terpenuhi, maka tidak diperlukan tambahan vitamin lagi kecuali untuk mengganti vitamin yang hilang melalui sekresi air susu dan juga yang hilang dalam proses metabolisme. Vitamin B-kompleks tidak menimbulkan persoalan dalam pemberian makanan pada ternak ruminansia karena sistese mikrobial dalam rumen dapat menyediakan vitamin yang cukup. Standar pemberian makanan untuk sapi mencamtumkan kebutuhan akan vitamin A dan D, dan ini didasarkan dari hasil percobaan dasar mengenai kebutuhan akan vitamin yang kemudian dicantumkanlah daftar kebutuhannya guna keamanan status gizi tinggi ternak. Dalam hijauan segar banyak terdapat zat karotinoid, terutama beta-karotin yang merupakan provitamin A yang aktif. Dalam tubuh, beta-karotin tersebut dapat diubah menjadi vitamin A aktif.

DIETETIK PENYAKIT PADA ANJING DAN KUCING


PENYAKIT PADA ANJING

Gagal jantung (heart failure disease)

Heart failure disease terjadi Apabila salah satu fungsi jantung ini terganggu, mulai menjalani keadaan ketidakseimbangan, akhirnya mengakibatkan gagal jantung kongestif (CHF). Secara klinis, hewan dengan penyakit jantung mungkin menunjukkan tanda-tanda sinkop, batuk atau kesulitan pernapasan, intoleransi latihan, dan sianosis. Tanda-tanda lainnya termasuk murmur jantung, gangguan irama, pembesaran jantung, dan / atau denyut arteri terlalu lemah atau kuat.

Penyakit jantung paling sering diperoleh dari penyakit jantung bawaan pada anjing dan kucing. Namun, hewan pendamping jarang menderita aterosklerosis dan penyakit koroner. Insufisiensi mitral kronis merupakan salah satu masalah jantung yang paling umum pada anjing dan terlihat pada anjing usia dewasa hingga anjing usia yang lebih tua. Hal ini sering terjadi pada beberapa jenis anjing Cavalier King Charles Spaniel, Dachshund, Miniatur dan Toy Pudel, Chihuahua, dan beberapa keturunan Terrier.

Modifikasi gizi tertentu dalam Mengelola Penyakit Kardiovaskular

Penyakit gagal jantung membutuhkan pengaturan gizi yang tepat agar dapat membantu dalam masa pemelihaaraan jantung dan meningkatkan kualitas hidup pada hewan. Nutrisi yang dikhususkan bagi penderita penyakit jantng yakni sodium, taurin, karnitin, asam lemak, antioksidan, dan protein.

SODIUM, Pada hewan penderita penyakit jantung ia tidak mampu mengeluarkan sodium dalam urine karena penurunan cardiac output. Hal ini berkaitan dengan fungsi tekanan darah yang memicu peningkatan tekanan darah melalui mekanisme renin-angiotensin-aldosterone. Diet sodium sangat penting dangan cara melihat dari gejala klinis yang muncul dilakukan batasan terhadap asupan sodium yakni < 0.30% dari berat kering pakan.

Taurin merupakan salah satu asam amino esensial yang ditemukan pada miokardium, otot skelet, nervus sistem, dan platelet dalam jumlah yang tinggi. Taurin mengatur konsentrasi kalsium dan ketersediannya dalam otot dan hati.

L-Carnitine adalah senyawa mirip vitamin, larut dalam air merupakan sintesis molekul oleh lisin dan metionin. Kandungan kartinin banyak terdapat pada tulang, otot jantung untuk metabolism asam lemak dan produksi energy. Kartinin sangat penting untuk jaringan jantung karena jantung mendapatkan 60% energy yang berasal dari metabolisme rantai panjang asam lemak.

Asam lemak merupakan suplemen dari omega 3, kekurangan asam lemak akan menurunkan EPA dan DHA. Selain itu pada keadaan cachexia peningkatan omega 3 asam lemak pada pakan akan memodulasi produksi sitokin.

    Hepatitis kronis

Hepatitis kronis yang tidak berfokus pada struktur empedu lebih sering terjadi pada anjing daripada kucing. Beberapa keturunan yang cenderung, termasuk Bedlington Terriers, Labrador Retriever, Cocker Spaniel, Doberman Pinschers, Skye Terrier, Standard Pudel, dan West Highland Terrier Putih. Meskipun ada etiologi diidentifikasi untuk beberapa kategori hepatitis kronis, dalam banyak kasus penyebabnya tetap tidak teridentifikasi. Peningkatan tembaga hepatoseluler dan Kupffer sel cadangan zat besi yang umum pada anjing dengan hepatitis kronis. Tingkat akumulasi logam dan lokasi asinar yang dapat membantu dalam menentukan apakah itu memainkan peran kausal dalam proses penyakit atau sekunder untuk kerusakan hati.

Kondisi terkait lainnya termasuk infeksi dari canine hepatitis, hepatitis kronis sekunder terhadap proses infeksi, dan paparan kronis xenobiotik (termasuk obat-obatan tertentu, racun biologis, dan bahan kimia). Terminologi yang mencerminkan etiologi tertentu atau berkembang biak predileksi, seperti obat-terkait hepatitis kronis, infeksi hepatitis kronis, hepatitis terkait tembaga, dll, Istilah idiopatik hepatitis kronis menjelaskan bahwa etiologi belum ditemukan.

Terapi diet yang dianjurkan yakni Rekomendasi diet untuk anjing dengan penyakit hati termasuk mengurangi jumlah protein dalam makanan dan berubah ke kualitas yang lebih tinggi dari protein ke protein yang lebih rendah.

Pakan yang terbaik tidak mengandung daging sumber protein tetapi seimbang untuk protein menggunakan protein nabati dan susu atau protein susu, serta pati dan lemak yang memadai. Hal ini sangat penting untuk mengurangi daging. Selain itu, pilihan lain terapi juga dapat dilakukan dengan feeding tube pada saat kondisi kritis, yakni melalui nasogastrik atau gastrotomy.

PENYAKIT PADA KUCING

         Feline urinary syndrome

Penyakit Ginjal Khusus merupakan diet pakan lengkap untuk kucing dikhususkan Untuk mendukung fungsi ginjal dalam kasus insufisiensi ginjal kronis atau sementara, melalui tingkat rendah fosfor dan kualitas tinggi protein, serta untuk mengurangi pembentukan batu oksalat, melalui tingkat rendah kalsium dan vitamin D, dan bahan alkali pada urine. Kadar vitamin D sangat berpengaruh pada kalsium yang memicu perlekatan dan kalsifikasi oleh tulang selain itu PTH juga berperan. Pada kasus penyakit renal kronis atau sementara vitamin D yang telah teraktivasi sebagaian besar tidak dapat diserap dan akan dikeluarkan melalui urine, menumpuk pada saluran renal bersama kalsium. Peningkatan palatabilitas pada membantu merangsang makan pada kucing dengan insufisiensi ginjal. Asupan fosfor rendah adalah kunci untuk membantu mendukung fungsi ginjal pada kucing dengan insufisiensi ginjal kronis.

Berikut tipe diet pakan pada penyakit renal Menyediakan protein tertinggi yang akan mempertahankan nitrogen urea darah kurang dari 60. Menyediakan pakan sangat mudah dicerna, tinggi – nilai biologis sumber protein. Memberikan jumlah yang cukup kalori nonprotein. Membatasi fosfor makanan dan secara teratur memonitor tingkat fosfor serum. Pakan diet yang memiliki omega-6 yang disesuaikan dengan omega-3 lemak asam rasio 5:1. Pakan diet yang mengandung tingkat moderat serat difermentasi untuk membantu dalam mengendalikan azotemia. Menyediakan agen pengikat fosfat usus. Bila perlu, berikan suplemen kalsium dan vitamin D aktif (calcitriol) fosfor sesekali jika serum menjadi normal. Pantau asupan natrium bikarbonat, kalium, dan vitamin yang larut dalam air erat. Mengatur pola makan yang diperlukan

    Diabetes mellitus

DIABETES adalah pakan diet lengkap untuk kucing diperlukan formulasi khusus untuk mengatur pasokan glukosa pada kucing yang dikhusukan kucing yang menderita Diabetes Melitus. Pakan ini munurunkan laju dari kecepatan pelepasan glukosa dari karbohidrat. Tipe DM pada kucing :

diabetes melitus

Tujuan diet untuk anjing dan kucing dengan DM tipe I adalah untuk meningkatkan regulasi glukosa darah dengan memberikan nutrisi ke tubuh selama periode ketika insulin eksogen aktif dan untuk meminimalkan fluktuasi postprandial kadar glukosa darah. Manajemen diet tidak menghilangkan kebutuhan untuk terapi penggantian insulin, tetapi dapat digunakan untuk memperbaiki kontrol glikemik. Pengobatan diet untuk hewan peliharaan dengan DM tipe II dapat berperan dalam meningkatkan kontrol glukosa darah dan membuat kebutuhan terapi insulin eksogen seumur hidup kurang mungkin. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan diet yang sesuai untuk hewan peliharaan diabetes meliputi konsistensi dan jenis diet, kecukupan gizi dan komposisi gizi, asupan kalori hewan peliharaan dan jadwal makan, dan adanya penyakit lain.

Pakan ini ditujukan bagi kucing penderita DM, dimana kadar glukosa darah yang tinggi dikarenakan gangguan organ pancreas dan juga kucing tidak dapat mengubah fruktosa menjadi gula sederhana, maka di perlukan diet khusus untuk menjaga keseimbangan gula darahnya. Pada manusia diabetes, dengan diet protein tinggi tidak dianjurkan karena kejadian diabetes neuropathy yang bias terjadi. Namun, pada kucing ketika asupan diet karbohidat menurun maka dengan penigkatan protein akan mendukung glukoneogensis pada hati dan mendorong normalnya konsentrasi gula darah. Protein Tinggi, Kandungan protein yang tinggi. Pemeliharaan massa otot sangat penting pada kucing karena pada kondisi DM jalur metabolism karbohidrat terutama glukosa kurang, dengan adanya jalur glukoneogenesis sangat membantu pembentukan energy.

   Gastritis

Gastritis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan pada lapisan lambung. Tanda paling umum yang terkait dengan gastritis muntah. Meskipun tanda-tanda mungkin ringan dan membatasi diri dalam beberapa kasus, mereka dapat melemahkan dan mengancam bahkan hidup pada orang lain, yang memerlukan rawat inap dan perawatan suportif intensif. Gastritis akut ditandai dengan muntah durasi kurang dari 7 hari. Gastritis kronis ditandai dengan muntah intermiten lebih besar dari 1-2 minggu durasi. Ada berbagai penyebab gastritis, beberapa disertai muntah yang akut dan beberapa berhubungan dengan muntah kronis.

Pada kasus Gastritis untuk mengurangi gangguan penyerapan usus akut, dan membantu pemulihan gizi dan penyembuhan maka diperlukan bahan pakan yang mudah dicerna dan memiliki nilai gizi yang lebih, Peningkatan tingkat elektrolit, serta Tingkat energi tinggi .

Pakan yang lembut membantu proses penyembuhan dan mengurangi resiko keparahan penyakit. Diantara gangguan di bawah ini tujuan penggunaan di peruntukkan pada system GI bagian bawah yakni mulai gastric hingga intestinal. Diet pakan dilakukan selama priode pemulihan yakni selama 1-2 minggu dengan tujuan, saluran cerna mulai dapat kembali bekerja dan secara bertahap membaik.

PUSTAKA:

Anonim.2011. Hepatitis of dogs. http://www.ifvec.com/Clinical%20Vet%20Advisor%20012011/Hepatitis%20of%20Dogs.pdf

Anonim.2014. chronic active hepatitis http://www.petplace.com/dogs/chronic-active-hepatitis-cah/page4.aspx

Anonim.2012. Canine chronic hepatitis. .http://www.merckmanuals.com/vet/digestive_system/hepatic_disease_in_small_animals/canine_chronic_hepatitis.html

Anonim.2012. Gastritis in cats. http://www.petplace.com/cats/gastritis-in-cats/page1.aspx

Linda P. Case … [et al.].2011. Canine and feline nutrition : a resource for companion animal professionals / — 3rd ed